Magetan, Tim verifikasi Kampung KB tingkat Provinsi Jawa
Timur melakukan kunjungan ke Dusun Wonorejo, Desa Tapen, Kecamatan Lembeyan ,
Kabupaten Magetan, Rabu (02/09/2019).
Tampak hadir dalam acara
tersebut Kepala Perwakilan BKKPN Jawa
Timur Selaku Ketua Tim Verifikasi
Provinsi Jawa timur Yen Rizal Makmur beserta
Anggota, Kepala Bidang Keluarga Berencana Kabupaten magetan Miftahudin, Kasi
Dalduk PPP KB & PPPAMagetan Rina
Sulistyowati, Camat Lembeyan Saiful Yani, Danramil 0804/12 Lembeyan Kapten Inf
Puguh Priandoko, Kapolsek Lembeyan yabg di wakili Kanit Binmas Aiptu Jiran,
Kepala Puskesmas Dr. Tatang Legowo ,
Kepala PLKB kecamatan Lembeyan Sutedjo, Dinas pertanian Kecamatan
Supriyanto,, kepala Desa beserta perangkat Desa Tapen.
Dalam sambutanya Kepala Dinas
PPKB dan PPPA Kabupaten Magetan drh. Kustini M.Si, mengatakan, Kampung
KB merupakan suatu wadah bagi masyarakat yang komitmen untuk mengikuti
berbagai program KB. Ia mengharapkan, para kader tidak hanya fokus pada KB
saja, akan tetapi harus merambah ke sektor lain, seperti peningkatan pendidikan,
ketahanan keluarga, pencegahan nikah dini, KDRT hingga pencegahan Narkoba.
“Jangan sampai semangatnya untuk
mengubah keadaan turun. Sebab, melalui program ini bonus demografi bisa
ditekan, kesejahteraan masyarakat bsia meningkat serta mencegah kekerasan dalam
rumah tangga,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan
BKKPN jawa Timur Yen Rizal Makmur, Selaku
Ketua Tim Verifikasi Provinsi Jawatimur, dalam sambutanya mengatakan, "Dalam penilaian lomba Kampung
Keluarga Berencana kali ini ada tiga kriteria penilaian dalam agenda verifikasi
ini, di antaranya profil data, pendaftaran secara online, dan rechecking ke
lapangan.
“Rechecking ini dimaksudkan untuk
melihat data yang masuk benar- benar sesuai fakta yang ada di lapangan.
Rechecking juga merupakan penilaian yang bobotnya paling tinggi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yen Rizal
Makmur, penilaian juga melihat delapan
aspek fungsi keluarga yang sudah dijalankan, di antaranya mencegah kekerasan
anak, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, anak putus sekolah, dan aspek yang lainya.
“Kami berharap semoga penerapan
Kampung Keluarga Berencana (KB) bukan hanya saat ada penilaian saja, tapi
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. ( R12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar